SULTRA.RELASIPUBLIK.COM – Program Kemitraan Masyarakat Internal Universitas Halu Oleo (PKMI-UHO) memanfaatkan bahan organik lokal termodifikasi untuk meningkatkan produksi jagung pada tanah berbatu.
Program ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Muadz Bin Jabal, Desa Matahora, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, sejak bulan Juni sampai dengan Oktober 2021.
Ketua Pelaksana, Hasbullah Syaf, mengatakan produk yang dihasilkan melalui pelaksanaan program PKMI-UHO ini ditarget akan mampu menghasilkan kebutuhan pupuk sendiri oleh pondok pesantren dalam bentuk kelompok, dalam rangka meningkatkan efisiensi usaha budidaya tanaman pangan khusus jagung pada tanah berbatu di areal pesantren seluas 7 hektare (ha).
Pemanfaatan produk limbah tanaman lokal dan limbah binatang ternak menjadi produk pupuk organik ini bernilai ekonomis, ramah lingkungan serta dapat meningkatkan kesuburan tanah. Program ini dapat meningkatkan pendapatan pesantren serta memenuhi kebutuhan pangan dan sayuran bagi santri.
Adapun produk yang dihasilkan dari program kegiatan PKMI-UHO ini yaitu, terbentuknya kelompok Pondok Pesantren pembuat pupuk organik untuk tanaman pangan yang memiliki pemikiran yang berorientasi bisnis dan berkelanjutan.
Kemudian, mengembangkan usaha pupuk organik yang berskala besar dan berkelompok untuk meningkatkan pendapatan pesantren; dan menggairahkan petani untuk berpartisipasi meningkatkan produktifitas dengan menggunakan manajemen dan jiwa kewirausahaan yang profesional para santri.
Untuk mencapainya, ada beberapa indikator keberhasilan kegiatan ini. Pertama, adanya pembentukan kelompok pondok pesantren pembuat pupuk organik yang berorientasi pasar dan berkelanjutan.
Kedua, pelatihan pembuatan POBL (Pupuk Organik Berbahan Lokak) dengan memanfaatkan limbah tanaman lokal dan kegiatan tambahan berupa sisa kotoran hewan yang berasal dari lahan pesantren dan masyarakat. Dan ketiga, pelatihan penggunaan POBL untuk tanaman jagung di tanah berbatu.
Kegiatan PKMIT oleh pelaksana dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan perkembangan pekerjaan.
Ada 4 tahap pelaksanaan, meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, pengukuran dan penilaian hasil tanaman, serta tahap evaluasi.
Tahap persiapan dimulai akhir bulan Juni 2021 meliputi koordinasi dengan pemimpin pondok pesantren, rapat tim pelaksana, penyiapan alat dan bahan pembuatan POBL yang berasal dari sekitar pondok pesantren, persiapan lahan percobaan, serta pelatihan teknis pembuatan POBL dan teknis penanaman dan pemeliharaan tanaman.
Kemudian, tahap pelaksanaan. Tahap ini meliputi penanaman, pemeliharaan, dan pengukuran tanaman.
“Seluruh kegiatan pelaksanaan telah mencapai 95% dan terlihat capaian yang mengembirakan, dimana santri dan pengelola terlibat aktif untuk mengetahui betapa pentingnya POBL pada tanah berbatu untuk meingkatkan produksi tanaman jagung,” jelas Hasbullah Syaf.
Di sisi lain, lanjut Hasbullah, kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan santri dalam melakukan penelitian simpel dengan mengukur pertumbuhan tanaman secara priodik.
Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren ICM Wakatobi, Samsu Ilal, menyatakan bahwa kegiatan ini mampu memberikan nilai tambah bagi santri dalam pengetahuan dan keterampilan meneliti, serta mampu mengaplikasi pengetahuan yang diperoleh di masa yang akan datang.
Di sisi lain juga nilai tambah bagi pondok pesantren dalam memanfaatkan lahan yang tersedia dan sangat marginal melalui pemanfaatan POBL.
“Ucapan terima kasih terhadap tim PKMIT UHO yang telah memperhatikan pondok pesantren ICM Wakatobi,” ucapnya.
Laporan: Riat Sarnu
Discussion about this post